Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat
sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km
sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga di
Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah penduduk.
Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah Metropolitan Bandung) merupakan
metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jabodetabek dan
Gerbangkertosusila (Grebangkertosusilo). Di kota yang bersejarah ini,
berdiri sebuah perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische
Hoogeschool te Bandoeng - TH Bandung, sekarang Institut Teknologi
Bandung - ITB), menjadi ajang pertempuran di masa kemerdekaan, serta
pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika 1955, suatu
pertemuan yang menyuarakan semangat anti kolonialisme, bahkan Perdana
Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung
adalah ibu kotanya Asia-Afrika.
Pada tahun 1990 kota Bandung menjadi salah satu kota teraman di dunia berdasarkan survei majalah Time.
Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada jaman
dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan
bunga-bunga yang tumbuh di sana. Selain itu Bandung dahulunya disebut
juga dengan Parijs van Java karena keindahannya. Selain itu kota Bandung
juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang
banyak tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung
juga menjadi kota wisata kuliner. Dan pada tahun 2007, British Council
menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia
Timur.Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama
pariwisata dan pendidikan.
Geografi
Balai Kota BandungKantor Walikota Bandung
Balai Kota Bandung
Kantor Walikota Bandung
Bendera Kota Bandung, berdasarkan Surat Keputusan DPRD Sementara Kota Besar Bandung nomor 9938/53 tanggal 8 Juni 1953
Bendera Kota Bandung, berdasarkan Surat Keputusan DPRD Sementara Kota Besar Bandung nomor 9938/53 tanggal 8 Juni 1953
Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi
wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa,[8] secara geografis kota ini
terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada
ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di
berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan
laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675
meter di atas permukaan laut.
Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung dan
Sungai Citarum beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke
arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Dengan kondisi yang
demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir terutama
pada musim hujan.
Keadaan geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan sekitarnya
terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil
letusan Gunung Tangkuban Parahu. Jenis material di bagian utara umumnya
merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan dibagian tengah dan
barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta timur terdiri atas
sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat.
Semetara iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang
lembab dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata
200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.
Sejarah
Suasana Jalan Braga ke arah utara pada tahun (1908)
Kata "Bandung" berasal dari kata bendung atau bendungan karena
terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu
membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di
Bandung mengatakan bahwa nama "Bandung" diambil dari sebuah kendaraan
air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut
perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah
II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten
yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.
Kota Bandung secara geografis memang terlihat dikelilingi oleh
pegunungan, dan ini menunjukkan bahwa pada masa lalu kota Bandung memang
merupakan sebuah telaga atau danau. Legenda Sangkuriang merupakan
legenda yang menceritakan bagaimana terbentuknya danau Bandung, dan
bagaimana terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu, lalu bagaimana pula
keringnya danau Bandung sehingga meninggalkan cekungan seperti sekarang
ini. Air dari danau Bandung menurut legenda tersebut kering karena
mengalir melalui sebuah gua yang bernama Sangkyang Tikoro.
Daerah terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering adalah Situ
Aksan, yang pada tahun 1970-an masih merupakan danau tempat
berpariwisata, tetapi saat ini sudah menjadi daerah perumahan untuk
pemukiman.
Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak
pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu
itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25
September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan
ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota
Bandung.
Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur
Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906[11] dengan luas
wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha di
tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.[12]
Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini di
bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang
waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan
diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian
ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain.
Pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama
"Concordia" (Jl. Asia Afrika, sekarang), berseberangan dengan Hotel
Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-Afrika yang
kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada 19
April-24 April 2005.
Kesehatan
Sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, kota Bandung memiliki sarana
pelayanan kesehatan yang paling lengkap di provinsi ini. Sampai tahun
2007, kota Bandung telah memiliki 30 unit rumah sakit dan 70 unit
puskesmas yang tersebar di kota ini,[20] di mana dari 17 unit rumah
sakit tersebut diantaranya telah memiliki 4 pelayanan kesehatan dasar
sedangkan selebihnya merupakan rumah sakit khusus. Pelayanan kesehatan
dasar tersebut meliputi pelayanan spesialis bedah, pelayanan spesialis
penyakit dalam, pelayanan spesialis anak serta pelayanan spesialis
kebidanan dan kandungan.
Dari jumlah tenaga medis yang tercatat di kota Bandung dibandingkan
dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 adalah 86 orang tenaga medis
untuk melayani 100.000 penduduk.
Pariwisata dan Budaya
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar pusat perbelanjaan di Bandung
Jalan Asia-Afrika
Sejak dibukanya Jalan Tol Cipularang, kota Bandung telah menjadi tujuan
utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari masyarakat yang
berasal dari Jakarta sekitarnya. Selain menjadi kota wisata belanja,
kota Bandung juga dikenal dengan sejumlah besar bangunan lama
berarsitektur peninggalan Belanda, diantaranya Gedung Sate sekarang
berfungsi sebagai kantor pemerintah provinsi Jawa Barat, Gedung Pakuan
yang sekarang menjadi tempat tinggal resmi gubernur provinsi Jawa Barat,
Gedung Dwi Warna atau Indische Pensioenfonds sekarang digunakan oleh
Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk Kantor Wilayah XII Ditjen
Pembendaharaan Bandung[36], Villa Isola sekarang digunakan Universitas
Pendidikan Indonesia, Stasiun Hall atau Stasiun Bandung dan Gedung
Kantor Pos Besar Kota Bandung.
Kota Bandung juga memiliki beberapa ruang publik seni seperti museum,
gedung pertunjukan dan galeri diantaranya Gedung Merdeka, tempat
berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pada tahun
1955,[37] Museum Sri Baduga, yang didirikan pada tahun 1974 dengan
menggunakan bangunan lama bekas Kawedanan Tegallega,[38] Museum Geologi
Bandung, Museum Wangsit Mandala Siliwangi, Museum Barli, Gedung Yayasan
Pusat Kebudayaan, Gedung Indonesia Menggugat dahulunya menjadi tempat
Ir. Soekarno menyampaikan pledoinya yang fenomenal (Indonesia Menggugat)
pada masa penjajahan Belanda, Taman Budaya Jawa Barat (TBJB) dan
Rumentang Siang.
Kota ini memiliki beberapa kawasan yang menjadi taman kota, selain
berfungsi sebagai paru-paru kota juga menjadi tempat rekreasi bagi
masyarakat di kota ini. Kebun Binatang Bandung merupakan salah satu
kawasan wisata yang sangat diminati oleh masyarakat terutama pada saat
hari minggu maupun libur sekolah, kebun binatang ini diresmikan pada
tahun 1933 oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda dan sekarang dikelola
oleh Yayasan Margasatwa Tamansari.[39] Selain itu beberapa kawasan
wisata lain termasuk pusat perbelanjaan maupun factory outlet juga
tersebar di kota ini diantaranya, di kawasan Jalan Braga, kawasan
Cihampelas, Cibaduyut dengan pengrajin sepatunya dan Cigondewah dengan
pedagang tekstilnya. Puluhan pusat perbelanjaan sudah tersebar di kota
Bandung, beberapa di antaranya Istana Plaza Bandung, Bandung Indah
Plaza, Paris Van Java Mall, Cihampelas Walk, Bandung Supermal, Bandung
Trade Center, Plaza Parahyangan, Balubur Town Square, Dago Plaza dan
Metro Trade Centre. Terdapat juga pusat rekreasi modern dengan berbagai
wahana seperti Trans Studio Resort Bandung yang terletak pada lokasi
yang sama dengan Bandung Super Mall.
Sementara beberapa kawasan pasar tradisional yang cukup terkenal di kota
ini diantaranya Pasar Baru, Pasar Gedebage dan Pasar Andir. Potensi
kuliner khususnya tutug oncom, serabi, pepes, dan colenak juga terus
berkembang di kota ini. Selain itu Cireng juga telah menjadi sajian
makanan khas Bandung, sementara Peuyeum sejenis tapai yang dibuat dari
singkong yang difermentasi, secara luas juga dikenal oleh masyarakat di
pulau Jawa.
Kota Bandung dikenal juga dengan kota yang penuh dengan kenangan sejarah
perjuangan rakyat Indonesia pada umumnya, beberapa monumen telah
didirikan dalam memperingati beberapa peristiwa sejarah tersebut,
diantaranya Monumen Perjuangan Jawa Barat, Monumen Bandung Lautan Api,
Monumen Penjara Banceuy, Monumen Kereta Api dan Taman Makam Pahlawan
Cikutra.
No comments:
Post a Comment